Oktober 2019 - lorenzaferary

Senin, 21 Oktober 2019

Radiologi Panoramic dan Cephalometric
Oktober 21, 2019 50 Comments
behel panoramic cephalometric
picture by owner.













Di dalam rumah sakit, umumnya terdapat beberapa fasilitas yang disediakan, baik itu rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta. Salah satunya adalah fasilitas radiologi. Menurut Patel, radiologi merupakan ilmu kedokteran yang digunakan untuk melihat bagian tubuh manusia yang menggunakan pancaran atau radiasi gelombang elektromagnetik maupun gelombang mekanik. Intinya, radiologi adalah pemeriksaan yang dilakukan pada bagian tubuh untuk mengasilkan suatu diagnosa melalui suatu gambaran.

Panoramic dan cephalometric merupakan jenis pemeriksaan radiologi yang hanya disediakan pada kelas A dan kelas B di rumah sakit. Hal ini didukung dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Idonesia Nomor 1014/MENKES/SK/XI/2008. Rumah Sakit Umum Daerah Depok (RSUD Depok), Rumah Sakit Permata Depok, dan Rumah Sakit Grha Permata Ibu merupakan deretan rumah sakit yang masih berkelas C. Ketiga rumah sakit tersebut tidak akan menyediakan fasilitas radiologi khusus panoramic dan cephalometric. Kalaupun ada, biasanya hanya ada salah satu dari 2 jenis tersebut. Padahal, panoramic dan cephalometric merupakan sebuah kesatuan yang saling berhubungan. Keduanya sangat penting untuk mengetahui posisi gigi, apakah dalam keadaan baik atau tidak.

Panoramic merupakan pemeriksaan yang hasilnya menampilkan keseluruhan gigi, sedangkan cephalometric merupakan pemeriksaan yang hasilnya menampilkan hubungan antara rahang atas dan rahang bawah – dari samping. Kedua jenis tersebut hasilnya dipergunakan untuk menganalisa apakah seseorang aman atau tidak, boleh atau tidak, dan cocok atau tidak untuk melakukan pemasangan behel.

Rumah Sakit Mitra Keluarga Depok dapat menjadi referensi untuk melakukan kedua jenis radiologi itu. Hal tersebut didukung oleh status kelas yang dimilikinya, yaitu kelas B. Fasilitas Radiologi berada pada pintu depan rumah sakit. Anda hanya perlu mengambil antrian, menunggu, dan akan diminta untuk menyerahkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada saat nama Anda dipanggil. Setelah itu, Anda akan melakukan pembayaran sebelum pergi ke ruang radiologi. Panoramic dan Cephalmetri memakan biaya total 642 ribu dengan rincian 280 ribu per jenis dan cetak film sebesar 82 ribu. Dokter pada bagian ini ialah Dr. Togi Stanislaus Patrick.

Pada saat melakukan pemeriksaan panoramic, Anda akan diminta untuk menggigit sesuatu yang sudah disediakan, lalu mesin akan berjalan mengitari kepala dari samping kiri ke samping kanan. Hal ini dilakukan agar hasil dari seluruh areal gigi dapat terlihat secara keseluruhan. Sedangkan cephalometric, Anda diharuskan untuk mensejajarkan posisi kepala  agar hasil yang akan dicetak nanti tidak bergeser. Caranya, dari mesin yang menggantung tersebut terdapat 2 besi panjang dibagian kanan dan kiri. Anda harus memasukkan keduanya ke dalam telinga. Diam beberapa saat, dan selesai. Mesin akan mengambil gambar dari samping. Setelah itu, Anda hanya mengunggu selagi hasil keluar.

Jila sudah, berikan pada dokter gigi Anda. Mudah bukan?
Reading Time:

Selasa, 15 Oktober 2019

Ayo Mulai Menulis
Oktober 15, 2019 4 Comments
images/pinterest










Dalam setiap tulisan akan menghasilkan sebuah karya. Tanpa kita sadari, sebenarnya kita semua pernah menulis sebuah tulisan. Dimulai dari semenjak kecil kita sering menulis curahan hati dibuku diary. Semakin bertumbuh, tentunya tulisan kita akan menghasilkan sebuah proggres. Dari sebuah proggres itu, tentunya kita pasti menemukan masalah dan kesulitan. Kristika Kiki, seorang penulis yang telah menerbitkan buku yang berjudul XIAT mengemukakan setidaknya ada 3 hal yang harus diperhatikan sebelum masuk ke dunia kepenulisan. Ia adalah seorang mahasiswi semester 7 sastra inggris Universitas Udayana yang telah membuktikan bahwa menulis dapat dilakukan oleh siapapun dan dalam usia berapapun. Berikut pemaparannya.

1. Harus Suka Dulu
Untuk melakukan apapun supaya tekun kita harus suka terlebih dahulu. Kalau memang suka, mau sesibuk apapun, nanti pasti setidaknya tumbuh keinginan untuk melakukan itu. Tips ini sebenarnya tidak berlaku hanya untuk kepenulisan saja, tapi untuk semua hobi. Apapun motivasinya, semuanya pasti dilandasi oleh satu hal: mereka memang suka. Jadi mereka akan terus bergerak belajar dan berkarya. Hanya rasa suka itu saja sumber bahan bakar utama untuk tetap bergerak.

2. Cari Ide
Untuk mendapatkan ide, cari dari hal-hal disekitar kita. Cara ini benar-benar cara termudah untuk mendapatkan ide. Apapun yang terjadi di dunia nyata di sekitar kalian, bahkan sampai unek-unek masalah atau perasaan pribadi, bisa dapat kamu jadikan bahan tulisan dengan pengemasan masing-masing. Tapi selain itu kamu juga dapat mendapat ide dari membaca, jika kamu suka. Inspirasi juga bisa datang setelah kita membaca karya orang, menonton film, atau bahkan mendengarkan lagu. Masih terkait dengan hal-hal kecil disekitar kita juga intinya.

3. Set Goals
Setiap orang pasti menge-set goalsnya berbeda-beda. Kalau ingin menjadi penulis, ada yang sudah puas dapat menjalani blog, ada yang ingin membuat buku, ada yang sering nulis tapi jadi draft — yang penting ide keluar dari kepalanya. Kalau untuk menerbitkan buku, yang penting adalah usahanya supaya naskah selesai. Karena menyelesaikan naskah memang mempunyai tantangan yang berat. Ide yang kita jual juga harus menarik supaya bisa diterima oleh penerbit. Hal penting yang harus diperhatikan adalah semangat. Jangan mudah patah semangat kalau memang mau mewujudkan mimpi itu. Sisanya pasti akan mengikuti seperti belajar untuk menulis yang baik, teknik menulis, dan lain-lain. Kalau misalkan naskah masuk sekali tapi ditolak lalu patah semangat, akan sia-sia usahanya. Lebih baik menguatkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk supaya bisa lebih siap agar dapat mewujudkan apa yang kita inginkan.

Sekarang kamu sudah mengetahui bagaimana cara untuk memulai menulis, nah kamu bisa menjadikan tulisan sebagai hobi, media ekspresi, atau sebagai suatu profesi. Jadi, Ayo mulai menulis!
Reading Time:

Minggu, 13 Oktober 2019

Untuk Api
Oktober 13, 20191 Comments
images/pinterest.








Hari itu suara gemuruh merasuki ruangan kami. Aku telah mempersiapkan semuanya. Temanku tak lepas memegang tanganku sembari tersenyum. Kami menunggu satu per satu saat perayaan itu tiba. Aku berjalan, mengikuti punggung temanku, mengikuti prosedur yang ada.

"Ah.. rupanya hari ini datang." Kataku dalam hati, sedikit gelisah.

Ia memperhatikan dari jauh, matanya berkaca-kaca. Sungguh, aku ingin berlari dan memeluknya saat itu juga. Kami telah melalui hal berat akhir-akhir ini. Aku menutup mata, tidak tahu mengapa, hanya ingin saja. Yang kutahu suara tepuk tangan mengisi ruangan kami. Oh.. rupanya telah selesai.

"Kamu akhirnya berhasil." Kata lelaki itu menepuk punggungku. Ku balas dengan senyum.

"Sudah siap?" Timpalnya lagi. Aku mengangguk dan memegang tangannya.

Suasananya sudah berbeda, tempatnya pun pindah. Dengan pakaian yang sama kami berjalan menghampiri. Tarik nafas, buang. Tarik nafas, buang. Hal itu yang hanya bisa ku lakukan saat ini.

"Ayo senyum, biar kakak foto." Katanya sembari mengeluarkan ponsel dari saku celananya.

"Yaa.. tunggu! Aku mau rapih-rapih" Timpalku cepat sembari merapikan ujung topi yang sedikit miring.

Aku memberikan senyum terbaikku saat itu. Senyuman yang diinginkannya. Luar biasa rasanya. Ah.. ini benar-benar nyata rupanya. Sungguh? Aku berhasil!

"Apakah Api puas?" Kataku, duduk sembari memandangnya.

"Api.. Aku berhasil lulus S1. Api bangga kan? Api selalu bilang aku harus semangat. Aku semangat Pi.. Aku berhasil. Api selalu ingin aku lulus cepat-cepat, eh.. tapi aku terlambat ya?" Sambungku.

Hening.

Hening.

Hening.

"Kamu mau kakak tinggal?" Katanya, memecah keheningan. Aku diam. Dan ya, Kakak mengerti tanpa aku harus mengatakannya.

Hatiku saat itu remuk. Rindu. Amarah. Bahagia. Semuanya jadi satu. Api.. Semuanya sudah berakhir, ku harap kau tahu itu. Api.. Aku iri. Aku iri dengan teman-temanku yang bisa berfoto dengan orang tua nya. Api.. kuharap engkau bangga atas keberhasilanku ini.

Tangisanku pecah, aku bahkan tak bisa berpura-pura tegar lagi. Untuk Api, Aku tau kau pasti melihatku berhasil tadi pagi. Kau sudah berjanji, bukan? Api.. kau adalah papi terbaik dalam hidupku. 
Reading Time:
Loving Yourself Isn't Selfish
Oktober 13, 2019 2 Comments
images/pinterest

“Kamu cantik tapi sayang jerawatan”
“Pasti kamu cantik kalo putih”
“Cantik sih, cuma kurang kurus aja”

Khususnya wanita, kata-kata diatas bukan hal yang asing terdengar telinga. Masih banyak streteotip orang menganggap cantik dengan “standar” yang beredar di masyarakat. Seakan menjadi beda adalah hal yang salah. Wanita hidup dengan terlalu banyak tanggapan orang tentang sesuatu hal yang kurang. Bahkan girls support girls tidak bisa diharapkan. Kita mungkin tidak sadar kalau sedang merendahkan meski dalam situasi canda. Namun percayalah, sebagian orang memiliki sifat pemikir yang dapat mengganggunya.

Banyak orang sebenarnya bisa mencintai dirinya sendiri, namun lingkungan berkata sebaliknya. Misalnya, masalah kulitmu kusam. Kamu mencoba merawatnya, memakai produk skincare dan kemudian temanmu berkata, “udah pake macem-macem kok muka masih gitu-gitu aja? Ngga ada bedanya, buang-buang duit aja.” Seriously? Saat itu kamu berpikir kalau itu adalah suatu kesalahan. Kamu akan terus berpikir dan berakhir dengan insecure.

Atau saat temanmu tau kamu memakai produk skincare untuk merawat wajah, temanmu merespon, “ngapain pake gituan? gua cuci muka aja udah bersih. ribet.” Okay? Manusia punya tipe dan jenis kulit yang berbeda-beda. Ada yang sensitive, ada juga yang normal. Kamu beruntung jika kamu terlahir dengan kulit yang tidak mudah berjerawat, tapi ada beberapa orang yang sebaliknya. Kalau kata orang, cantik itu ada 2, cantik dari lahir atau cantik dari duit.
Percaya atau tidak, terkadang orang-orang “cantik” mempunyai privillage tersendiri. Intinya, kalau kamu cantik maka jalan kamu akan jauh lebih mudah. Kamu akan lebih mudah diterima di lingkungan. Orang biasa perlu melangkah 2 kali untuk mencapai tujuan, sementara kamu cukup 1 kali.

Banyak orang berpikir mereka tidak cukup baik. Loving yourself dapat dimulai dengan memaafkan diri sendiri, respect dengan diri sendiri, dan mulai berpikir tentang dirimu dalam hal yang postif.

You will start loving yourself when you accept and embrace your imperfections.

Reading Time:

Minggu, 06 Oktober 2019

Email Beli Dimana?
Oktober 06, 20190 Comments
images/lorenza


Sinar mentari cukup terik pada hari itu seiring dengan datangnya seorang ibu tua berusia hampir 50an. Bu Ida, namanya. Ida Farida. Pakaiannya lengkap, rapih, dan wangi, seperti ingin pergi ke suatu tempat.
Tangannya tak lepas memegang benda itu, begitu pun dengan matanya. Ia seperti sedang bingung harus bagaimana. Ia amat resah, serta gelisah. Nyatanya, Ia berencana akan pergi ke ITC Depok. Membenarkan whatsapp, katanya. Sebelumnya Bu Ida juga sudah ke konter untuk membenarkan permasalahan tersebut, namun ternyata tidak bisa.
Walaupun anak-anaknya sudah besar, namun mereka tidak dapat berbuat banyak. Bu Ida hanya ingin menghubungi suaminya, hanya itu. Gaji anak-anaknya tidak besar, tidak dapat terlalu diandalkan. Bagaimana tidak rusak, telepon genggam Bu Ida sudah keluaran 2015 dimana hal tersebut sudah dapat dikatakan handphone tua. Aplikasi whatsapp nya tidak dapat kembali diupdate karena terlalu berat alias tidak kombatibel lagi.
Bu Ida sama seperti Ibu-ibu lainnya, ia tidak mengerti permasalahan yang sebenarnya tentang telepon genggamnya itu. Ia hanya sedikit kesal dan berpikir seperti “kenapa kok mba-mba konter ngga bisa benerin hp aku? Masa dia ngga bisa benerin.”
Google playstore nya tidak bisa berfungsi, layarnya sudah tidak sensitif lagi. Bahkan, saat memencet sesuatu sekitar 20 detik kemudian layar tersebut baru akan bergerak. Saat ditanyakan mengenai email untuk login ke akun google playstore nya, bu Ida nampak bingung. Jawabannya sangatlah polos, “email itu apa? Beli dimana? Mahal ngga?”
Di Stasiun Citayam, Bu Ida bertemu seorang anak muda yang mencoba membantu membenarkan handphone nya. Akhirnya, bu Ida memutuskan untuk tidak jadi pergi ke ITC Depok. Takut ditembak harga juga, katanya.
Bu Ida memiliki hati yang baik. Bahkan, saat tidak memiliki uang yang banyak pun bu Ida membelikan pemuda itu minum, walaupun ia sudah berulang kali menolak. Ucapan terima kasih, katanya. Ia memiliki harapan dan dengan semangat menceritakan tentang suaminya selama mereka bersama.
Karena memang handphone tersebut benar-benar sudah tua, pemuda itu gagal membenarkan. Namun, Bu Ida masih tidak mengerti, ia masih bingung. Ia bingung karena ia tidak menyimpan nomor telepon anak-anak serta suaminya. Semuanya ada di whatsappnya, dan ia tidak pernah menyimpan nomornya. Ia tidak mengerti.
“tapi ibu masih bisa telepon anak Ibu kan ya?”
“suami Ibu bisa kan?”
Berulang kali Ibu itu bertanya, berulang kali pula pemuda itu menjawab. Bu Ida bilang, anaknya tidak pernah mengajarinya sehingga dia tidak tahu. Dengan hati yang berat, bu Ida tersenyum sembari mengucapkan terimakasih. Ia juga meminta pemuda itu menyimpan nomornya, begitu pun sebaliknya, untuk memberitahu sewaktu-waktu whatsappnya sudah benar.


Reading Time:
Telaga Golf Ramai Sejak Pukul 7 Pagi
Oktober 06, 20191 Comments
images/lorenza

Olahraga merupakan pilihan bagi setiap orang, tempat menjadi salah satu hal yang terpenting. Begitu juga dengan warga Sawangan Depok, Jawa Barat. Telaga Golf yang terletak di Jalan Raya Muchtar, Sawangan, Depok ini ramai dikunjungi pendatang pada Minggu (6/08).

Berbeda dengan Car Free Day di Jakarta, tempat lari di Sawangan ini baru dipadati warga  sekitar pukul 7 pagi. Sebelum pukul 7, tempat itu terlihat sepi dan hanya beberapa orang yang baru datang. Salah satunya Anna Nadia, warga Depok yang sudah datang pada pukul 6.00 pagi. “Awalnya saya pikir saya kesiangan, tapi ternyata orang-oramg disini datangnya memang agak siang.” Ujarnya.
Telaga Golf sebenarnya merupakan perumahan elit di Depok yang dipakai sebagai tempat lari pagi setiap Minggu. Karena tempatnya yang luas dan asri, tempat ini cocok digunakan, ditambah dengan banyaknya pohon besar dipinggir jalan. Telaga Golf dicirikan dengan patung kuda besar berwarna gold yang menarik dokar dengan 4 orang didalamnya pada gerbang pintu masuk perumahan.

Banyak berbagai orang yang datang, dimulai dari rombongan anak sekolahan sampai orangtua sekalipun. Pengunjung pun banyak dari luar dan dalam perumahan. Tempat ini juga strategis dikunjungi. Dari arah Depok dapat mengambil jalan di Jalan Raya Sawangan dan Jalan Raya Muchtar, dari arah Cinere dapat mengambil jalan di Jalan Meruyung dan dari arah Parung dapat mengambil jalan di Jalan Jakarta-Bogor.

Tempat ini terdapat areal yang bertuliskan “Selamat Datang di Bazar Ahad Pagi “Car Free Day” Telaga Golf Sawangan” yang didalamnya terdapat berbagai jenis barang yang dijual. Mulai dari barang seperti baju, hingga makanan dari makanan ringan sampai makanan berat. Harganya pun standar dan tidak perlu merogoh kantong dalam-dalam.

Selain lari dan jogging, masyarakat sekitar juga banyak melakukan aktifitas lain seperti bersepeda dan bermain permainan bulutangkis. Ditambah pula senam yang menambah keramaian. Senam ini juga memulai aktifitasnya pada siang hari, sekitar lebih dari pukul 7. Sayangnya, parkiran mobil di tempat ini tergolong sempit, namun parkiran motornya dapat dikatakan luas walaupun mengambil lahan di tempat joggingnya. 

Suasana sebelum pukul 7 pagi :


Reading Time:
 Kesabaran Kunci Kebahagiaan
Oktober 06, 20191 Comments
photo by owner.


Usia bukan halangan akan suatu hal, keterbatasan ekonomi tidak membutakan arah untuk lari dari masalah. Kesadaran bahwa hidup akan terus berjalan menuntut Kakek Dani memperjuangkan hidupnya dengan bekerja. Diusia yang seharusnya beristirahat membuatnya tak mengenal apa pekerjaan dan hasil yang didapatkan.
Sejak istinya meninggal beberapa tahun lalu dan semua anaknya telah berkeluarga membuatnya tak enak hati membebani mereka. Menjadi pedagang buah keliling adalah aktifitasnya sehari-hari sekarang ini. Setiap pagi dibawanya bakul berbahan rotan berisikan buah pisang, apel, dan jeruk dengan semangat. Padahal, apabila dilihat secara fisik kakek Dani memiliki permasalahan yang cukup riskan pada jari kaki kirinya sehingga menyebabkan ia sedikit sulit berjalan. Bahkan, ia tidak memakai alas kaki karena hal tersebut.
Percaya atau tidak, menurut pengakuannya, kakek ini mengalami semacam guna-guna pada kakinya oleh orang yang tidak menyukainya. Bagaimana tidak, sewaktu muda ia adalah seorang pemain bola yang bagus pada masanya. Ikhlas adalah hal yang dipilih “Bang Dani” atas segala hal yang di alaminya. Baginya, hidup akan tetap berwarna walaupun orang lain berusaha untuk menghapus warna tersebut. Karena putih adalah warna.
Pukul setengah 8 pagi merupakan jadwal kerja kakek Dani. Ia telah siap sedia duduk di pinggir Jalan Taman Jeruk Utama beralaskan plastik tebal dengan kemeja dan peci yang selalu dikenakannya. Ia berjualan tepatnya di Komplek Intercon Jakarta Barat. Padahal, rumah kakek ini sendiri terbilang lumayan jauh, yaitu di daerah Jalan H. Yamin, Petukangan, Jakarta Selatan. Namun jarak lagi-lagi bukan halangan baginya. Rasanya, hidup yang dijalani beliau sungguhlah tak mudah. Namun jiwanya memaksanya untuk mudah. Situasi yang kini kian memaksa semua umur ekonomi rendah turut ikut serta dalam perkerjaan yang seharusnya bukan untuk mereka. Lagi-lagi, sabar adalah kuncinya.
            Dengan menggunakan kendaraan umum beliau berpindah dari rumah menuju tempat berjualan setiap harinya, tanpa lelah, tanpa keluh, tanpa kesah. Menjemput rezeki, katanya. Mencintai waktu, pekerjaan, dan diri sendiri adalah 3 hal utama dalam prinsip Kek Dani dalam hidup. Tak ada yang bilang mudah, namun tak pantas bila berkata susah. Melihat kebawah salah satu cara untuk membuatnya bahagia. Kesehatan yang dimilikinya saja sudah cukup baginya. Bahkan, saat kakinya kesulitan berjalan Kakek Dani masih dapat bekerja dengan rajin. Dan mengemis bukanlah salah satu cara yang dipilihnya. Bisa saja beliau memanfaatkan oranglain untuk mengasihani dirinya. Namun tidak, Kakek Dani adalah orang yang hebat.

Reading Time:
Greyson Chance Potraits Tour

@way2themes