photo by owner. |
Usia bukan halangan
akan suatu hal, keterbatasan ekonomi tidak membutakan arah untuk lari dari
masalah. Kesadaran bahwa hidup akan terus berjalan menuntut Kakek Dani
memperjuangkan hidupnya dengan bekerja. Diusia yang seharusnya beristirahat
membuatnya tak mengenal apa pekerjaan dan hasil yang didapatkan.
Sejak istinya meninggal
beberapa tahun lalu dan semua anaknya telah berkeluarga membuatnya tak enak
hati membebani mereka. Menjadi pedagang buah keliling adalah aktifitasnya
sehari-hari sekarang ini. Setiap pagi dibawanya bakul berbahan rotan berisikan
buah pisang, apel, dan jeruk dengan semangat. Padahal, apabila dilihat secara
fisik kakek Dani memiliki permasalahan yang cukup riskan pada jari kaki kirinya
sehingga menyebabkan ia sedikit sulit berjalan. Bahkan, ia tidak memakai alas
kaki karena hal tersebut.
Percaya atau tidak,
menurut pengakuannya, kakek ini mengalami semacam guna-guna pada kakinya oleh
orang yang tidak menyukainya. Bagaimana tidak, sewaktu muda ia adalah seorang
pemain bola yang bagus pada masanya. Ikhlas adalah hal yang dipilih “Bang Dani”
atas segala hal yang di alaminya. Baginya, hidup akan tetap berwarna walaupun
orang lain berusaha untuk menghapus warna tersebut. Karena putih adalah warna.
Pukul setengah 8 pagi
merupakan jadwal kerja kakek Dani. Ia telah siap sedia duduk di pinggir Jalan
Taman Jeruk Utama beralaskan plastik tebal dengan kemeja dan peci yang selalu dikenakannya. Ia
berjualan tepatnya di Komplek Intercon Jakarta Barat. Padahal, rumah kakek ini
sendiri terbilang lumayan jauh, yaitu di daerah Jalan H. Yamin, Petukangan,
Jakarta Selatan. Namun jarak lagi-lagi bukan halangan baginya. Rasanya, hidup
yang dijalani beliau sungguhlah tak mudah. Namun jiwanya memaksanya untuk
mudah. Situasi yang kini kian memaksa semua umur ekonomi rendah turut ikut
serta dalam perkerjaan yang seharusnya bukan untuk mereka. Lagi-lagi, sabar
adalah kuncinya.
Dengan
menggunakan kendaraan umum beliau berpindah dari rumah menuju tempat berjualan
setiap harinya, tanpa lelah, tanpa keluh, tanpa kesah. Menjemput rezeki,
katanya. Mencintai waktu, pekerjaan, dan diri sendiri adalah 3 hal utama dalam
prinsip Kek Dani dalam hidup. Tak ada yang bilang mudah, namun tak pantas bila
berkata susah. Melihat kebawah salah satu cara untuk membuatnya bahagia.
Kesehatan yang dimilikinya saja sudah cukup baginya. Bahkan, saat kakinya
kesulitan berjalan Kakek Dani masih dapat bekerja dengan rajin. Dan mengemis
bukanlah salah satu cara yang dipilihnya. Bisa saja beliau memanfaatkan
oranglain untuk mengasihani dirinya. Namun tidak, Kakek Dani adalah orang yang
hebat.
Good article, usaha dan jerih payah pasti mendatangkan kebaikan di waktu yg tepat ��
BalasHapus